Kesehatan

Posisi Bercinta Bisa Tentukan Jenis Kelamin Anak, Mitos atau Fakta?

159
×

Posisi Bercinta Bisa Tentukan Jenis Kelamin Anak, Mitos atau Fakta?

Sebarkan artikel ini

Jakarta – Perkembangan zaman dan teknologi memudahkan kita mendapatkan berbagai macam informasi, termasuk seputar seks. Kendati demikian, sampai sekarang masih banyak mitos-mitos soal seks yang masih melekat dan dipercaya oleh sejumlah orang.

Salah satunya adalah mitos yang mengatakan posisi bercinta tertentu dapat menentukan jenis kelamin anak. Misalnya, gaya bercinta pria di atas dapat meningkatkan peluang memiliki anak perempuan. Sementara, berhubungan intim dengan posisi berdiri dapat meningkatkan peluang untuk memiliki anak laki-laki.

Dokter obstetri dan ginekologi, dr Niken Pudji Pangastuti, SpOG, K-FER, meluruskan hal tersebut. Dia menegaskan tidak ada posisi bercinta yang dapat memengaruhi jenis kelamin anak.

“Mitos itu, salah, nggak benar. Karena begitu sperma masuk ke dalam organ intim wanita, dia kan masuk melalui mulut rahim. Begitu sampai di rongga rahim, dia akan berpencar ke kanan dan ke kiri. Jadi mau posisinya bagaimanapun, miring kanan kiri, tetap aja sperma itu akan berjalan sebagaimana mestinya,” terang dr Niken kepada detikcom saat ditemui di Jakarta Selatan, Sabtu (2/3/2024).

dr Niken menjelaskan suamilah yang sebenarnya menentukan jenis kelamin anak. Sebab, sperma pria memiliki dua jenis kromosom, yakni kromosom y dan kromosom x.

“Kita perempuan punya kromosom xx, jadi telur kita hanya membawa setengah dari kromosom kita, yaitu kromosom x. Sementara laki-laki punya kromosom x dan kromosom y. Jadi ada sperma yang membawa kromosom x, ada sperma yang membawa kromosom y,” jelasnya.

“Jika kromosom x yang berhasil membuahi, maka jadinya anak perempuan. Jika kromosom y maka jadinya anak laki-laki,” sambungnya.

Lebih lanjut, dr Niken mengungkapkan setiap pria memiliki persentase kromosom x dan y yang berbeda-beda dalam tubuhnya. Jadi, seorang pria bisa saja memiliki lebih banyak kromosom x dibanding kromosom y, begitu pula sebaliknya.

“Settingan setiap pria berbeda-beda, nggak 50-50, nggak kromosom x kromosom y 50 persen. Ada yang 20-80, kromosom x-nya lebih dikit, kromosom y-nya dominan. Ada juga yang sebaliknya,” ucapnya.

Selain itu, kondisi vagina wanita juga memengaruhi tingkat bertahan hidup sperma.

“Sperma x suka suasana vagina yang asam, sperma y suka yang basa. Itu diciptakan dengan pola makan si istri. Vaginanya basa otomatis mempermudah kromosom y bertahan hidup, sementara vagina asam mempermudah kromosom x bertahan hidup,” pungkasnya.

Sumber : detikhealth

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *