SINGKIL – Warga Aceh Singkil memiliki cara unik dalam transaksi jual beli tanah. Bila di daerah lain harga jual beli tanah berdasarkan luas keseluruhan yaitu panjang kali lebar. Setelah mengetahui luas total, baru selanjutnya dikalikan dengan harga tanah per meter persegi.
Hal itu berbeda dengan kebiasaan warga Aceh Singkil. Penduduk di pesisir barat selatan (Barsela) Aceh itu jual beli tanah hanya dihitung lebar depannya saja.
Menghitung lebar tanah biasanya dilakukan hanya depannya saja yang berada di pinggir jalan. Sementara panjang tanah ke belakangnya tidak dihitung, atau dalam istilah warga lokal disebut berapa ada.
Namun paling panjang biasanya sekitar 100 meter.
“Dari dulu kalau jual beli tanah memang hanya dihitung lebarnya saja yang berada di pinggir jalan,” kata Kasman, warga Gosong Telaga, Aceh Singkil, Minggu (12/1/2025).
Perhitungan jual beli tanah tersebut berlaku untuk tanah di pinggir jalan yang digunakan sebagai lahan rumah atau bangunan. Sedangkan untuk lahan perkebunan harganya dihitung per hektare.
Sementara itu, harga lahan di Kabupaten Aceh Singkil, bervariasi. Mulai dari Rp 2 juta per meter, hingga puluhan juta, tergantung dari lokasi tanah.
Untuk lahan perkebunan yang dihitung per hektare harganya juga tergantung dari lokasi.
Harga lahan perkebunan juga dipengaruhi oleh jenis tanaman. Bila telah ditanami sawit dalam usia produktif, harga biasanya cukup mahal. Per hektare bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Sementara jika kosong harganya masih puluhan juta rupiah.
Sumber: Serambi Indonesia
Foto: Dede Rosadi