Jakarta – Pemerintah pusat bergerak cepat menanggulangi dampak bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur (NTT). Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, mengikuti Rapat Percepatan Penanggulangan Bencana yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Gedung Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta.
Dalam keterangannya setelah rapat, Menteri Nusron menyatakan bahwa Kementerian ATR/BPN bertanggung jawab untuk menyiapkan lahan bagi relokasi para pengungsi. “Kami telah menyiapkan 50 hektare tanah yang akan digunakan untuk relokasi korban bencana,” ujarnya.
Untuk memastikan kelancaran proses, Nusron menegaskan bahwa verifikasi ulang terhadap lahan tersebut akan segera dilakukan agar statusnya benar-benar clean and clear. Verifikasi ini akan menjadi dasar bagi pemerintah untuk membangun 1.100 unit rumah bagi korban terdampak.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, turut memberikan rincian mengenai pembangunan rumah. Ia menyatakan bahwa rumah-rumah tersebut sudah siap dan akan segera dikirim ke lokasi dalam waktu kurang dari sepuluh hari. “Kami memperkirakan sekitar delapan atau sembilan hari sudah bisa sampai di lokasi, dan kondisinya siap untuk dihuni,” ungkap Maruarar.
Rapat tersebut dihadiri oleh sejumlah Menteri, termasuk Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, serta Panglima Tentara Nasional Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk bergerak cepat dalam memastikan keselamatan dan kenyamanan bagi para korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, serta memberikan dukungan penuh untuk pemulihan kehidupan masyarakat setempat.
Melalui sinergi antar lembaga, pemerintah berharap bahwa program relokasi ini akan mempercepat pemulihan pascabencana dan memberikan harapan baru bagi para korban bencana di NTT.(*)