Headline

Demo Mahasiswa IAIN Langsa Tuntut Kebebasan dan Penurunan UKT, Rektor Dianggap Lamban

265
×

Demo Mahasiswa IAIN Langsa Tuntut Kebebasan dan Penurunan UKT, Rektor Dianggap Lamban

Sebarkan artikel ini

Langsa – Ratusan mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa kembali menggelar aksi demonstrasi menuntut kebebasan berpendapat serta penurunan Uang Kuliah Tunggal (UKT). Aksi yang berlangsung di depan Biro Rektor pada Jumat (11/10/2024) itu mengusung beberapa tuntutan penting, termasuk pencopotan Dekan FUAD yang dianggap tidak lagi mewakili aspirasi mahasiswa.

Dipimpin oleh koordinator aksi Rahmad Derajat bersama Safrizal, Fatih, dan Sujai, para mahasiswa menyampaikan orasi keras dengan slogan “Kami Bukan Boneka, Kebebasan Harga Mati!” Teriakan lain seperti “UKT Melangit, Mahasiswa Menjerit” dan “Rektor Healing, Masalah Tak Selesai-Selesai” menggema di sekitar lokasi aksi.

Mahasiswa Tak Ingin Dibungkam

“Kami sudah cukup sabar dengan janji-janji tanpa realisasi,” tegas Rahmad Derajat dalam orasinya. Para demonstran menuntut agar Dekan FUAD segera dicopot dan diganti dengan pemimpin baru yang lebih peduli terhadap hak-hak mahasiswa. Mereka juga menyebut bahwa kebebasan berpendapat di kampus tersebut semakin dibatasi, sementara biaya kuliah terus melonjak tanpa ada transparansi penggunaan dana.

Wakil Rektor Turun Menemui Massa

Para mahasiswa akhirnya ditemui oleh beberapa petinggi kampus, termasuk Wakil Rektor I Dr. Husaini, Wakil Rektor II Dr. Sabarudin, dan Wakil Rektor III Prof. Dr. Iskandar Budimana. Wakil Rektor III menyatakan bahwa tuntutan mahasiswa akan dibahas dalam rapat yang dijadwalkan pada Senin, 14 Oktober 2024, pukul 10.00 WIB bersama Rektor.

“Kita akan bahas secara serius UKT yang menjadi keluhan. Namun perlu diingat, jenjang UKT tidak disamaratakan. Ada yang membayar 400 ribu dan ada yang 1,4 juta, tergantung kemampuan finansial masing-masing. Dana ini juga digunakan untuk membantu mahasiswa yang tidak mampu,” jelas Prof. Dr. Iskandar Budimana di depan para demonstran.

Transparansi dan Kebebasan Berpendapat Dipertanyakan

Menjawab kritik terkait kebijakan kampus yang dianggap membungkam mahasiswa, Wakil Rektor III menegaskan bahwa kampus terbuka terhadap kritik dan masukan. “Kita tidak tutup mulut mahasiswa. Kampus ini sangat terbuka untuk menerima kritik demi kemajuan bersama. Mungkin ada beberapa yang merasa tersinggung, tetapi saya pastikan akan terus mendukung adik-adik dalam menyampaikan usulan.”

Selain itu, para mahasiswa juga menyerahkan petisi berisi tujuh tuntutan, antara lain potongan UKT bagi mahasiswa skripsi, transparansi dana beasiswa, hingga percepatan distribusi almamater.

Jika tuntutan ini tidak dipenuhi, mahasiswa mengancam akan menggelar aksi lebih besar pada Senin, 14 Oktober 2024, dengan massa yang lebih banyak.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *