Nanggroe

Ratusan Murid Meriahkan Festival Permainan Rakyat di Pidie, Pembukaan Diwarnai Bakar Meriam Bambu

186
×

Ratusan Murid Meriahkan Festival Permainan Rakyat di Pidie, Pembukaan Diwarnai Bakar Meriam Bambu

Sebarkan artikel ini

SIGLI – Ratusan murid Sekolah Dasar (SD) meramaikan Festival Permainan Rakyat 2024 yang diselenggarakan di Gedung Pidie Convention Center (PCC), Sigli, Sabtu (24/8/2024). Acara yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Aceh ini menampilkan berbagai permainan tradisional serta tarian khas Aceh, termasuk tari tarek pukat yang memukau para penonton.

Pembukaan festival ini semakin semarak dengan tradisi budee trieng atau membakar meriam bambu, yang menghasilkan suara dentuman keras, membahana di sekitar lokasi acara. Tradisi ini merupakan salah satu atraksi yang sangat dinantikan, menggambarkan kekayaan budaya Aceh yang masih hidup hingga saat ini.

Festival ini dibuka secara resmi oleh Pj Gubernur Aceh, Dr. Syafrizal, yang diwakili oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh, Almuniza Kamal. Dalam sambutannya, Almuniza menekankan bahwa festival ini tidak hanya sebagai hiburan semata, tetapi juga sebagai upaya untuk mempromosikan dan melestarikan budaya tradisional Aceh kepada generasi muda.

“Kami sangat mengapresiasi seluruh peserta yang telah berpartisipasi. Festival ini adalah komitmen bersama untuk memajukan kebudayaan daerah kita dan mempererat tali persaudaraan melalui keanekaragaman budaya rakyat,” ujar Almuniza Kamal.

Festival yang mengusung tema “Bermain, Mengukir Prestasi, Memajukan Tradisi” ini akan berlangsung selama dua hari, dari tanggal 24 hingga 25 Agustus. Acara ini melibatkan 1.200 peserta yang berasal dari 27 kontingen di Kabupaten Pidie, dengan berbagai cabang permainan rakyat yang dikompetisikan, seperti Tarek Situek, Lari Balok, Geunteut/Enggrang, Galah Panyang/Hadang, Tarek Talo, dan Terompah Panyang untuk kategori siswa SD. Sementara itu, untuk kategori dewasa, diperlombakan permainan Geulayang Tunang dan Geudeu-Geudeu.

Firman Maulana, Plh Sekda Pidie yang mewakili Pj Bupati Pidie, Drs Samsul Azhar, dalam sambutannya menekankan pentingnya melestarikan permainan rakyat tradisional ini sebagai bagian dari upaya menjaga nilai-nilai budaya dan sosial di masyarakat. “Permainan rakyat memang sudah mulai terkikis oleh perkembangan zaman, namun kita harus menjaga dan melestarikannya agar generasi mendatang bisa terus memahami dan merawat warisan budaya ini,” ujarnya.

Budee trieng, yang menjadi salah satu daya tarik utama pada pembukaan acara ini, dikenal sebagai tradisi yang biasanya dilakukan pada malam Hari Raya Idul Fitri di Gampong Aree, Pidie. Tradisi ini biasanya berlangsung sepanjang malam hingga pagi, menarik perhatian warga dari berbagai daerah yang ingin merasakan langsung keunikan suara dan getaran meriam karbit.

Festival ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat persaudaraan dan kebersamaan di antara masyarakat Aceh, sekaligus memperkuat identitas budaya lokal.(*)

Foto : Serambinews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *